Feeds RSS

Kamis, 03 Juli 2014

SINOPSIS NOVEL PULANG - SASTRA INDONESIA (3)

Oke, mau share nih sinopsis beberapa novel sastra yang pernah aku baca waktu aku duduk di bangku sekolah menengah atas, dan emang sengaja ngerangkum di buat sinopsisnya u/ nambahain nilai BAHASA INDONESIA. Awalnya, aku punya masalah sama nilai bahasa Indo yang selalu rata-rata kkm, dan pengen banget dapet nilai diatas 77 paling enggak 8 keatas lah ahahaa. Dan setelah perundingan panjang lebar serta sedikit ngerayu ibu guru bahasa Indo, akhirnya aku dan temen sebangku (beta) punya kesempatan buat bagusin nilai bahasa Indo yang pas"an itu, biar dikelas 3 entar nilainya gak terlalu keliatan ngepas aja. Bukan  aku aja kok yang nilainya pas"an tapi ada banyak murid lainnya, tapi emang kita berdua yang kerajinan sama pengen bagusin nilai bahasa Indo.

Pasti setuju kalo ngecek nilai di raport bagusan mana nilai BAHASA INDONESIA sama BAHASA INGGRIS??? pastinya nilai bahasa inggris, walaupun kalian juga bukan orang bule kan?. Tapi kenapa? apa penyebabnya Bahasa Indonesia nilainya selalu rendah, bahkan lo ngerasa seneng kalo dapet nilai Bahasa Indonesia paling bagus itu rata-rata kkm (walaupun ngepas)


Dari semua mapel yang paling keliatan gampang tapi ternyata paling susah yaa ini nih, satu mapel ini BAHASA INDONESIA. Kalo lagi dijelasin dan diterangin guru itu keliatan gampang banget, nah pas ngerjain soal entah itu soal ulangan harian/UTS/UAS/UN horornya udah kayak soal MATEMATIKA. Dan paling males dari ngerjain soal Bahasa Indonesia adalah. waktu di bagiin soalnya aja udah keliatan lembarannya paling banyak. "MEMBACA" itu sebenernya kunci kalo mau menjadi penerus bangsa generasi muda yang pintar, cerdas, dan sukses. Walaupun udah banyak yang tau kalo membaca dapet nambah ilmu, tapi buktinya kebanyakan orang khususnya di negara kita tercinta ini, Orang-orangnya pada males membaca, tingkat kesadaran untuk membaca juga di Indonesia sangat rendah, beda dengan negara-negara di luaran sana yang udah maju.

Maka dari itu, jangan cuman ngeluh kenapa Indonesia belum bisa menjadi negara maju? kalo pada dasarnya aja, pola pikir masyarakat Indonesia belum bisa mencerminkan menjadi masyarakat maju. 
Apa yang salah dari masyarakat Indonesia saat ini? gak ada yang salah, cuman setau aku kalo mau menjadikan nergara itu menjadi negra maju maka benerin dulu SDM-nya. Kalo kata dosen sosio-ekonomi gue, "buat apa punya sumber daya alam melimpah kalo sumber daya manusianya masih rendah, yang ada sumber daya alamnya bakalan terbengkalai, tidak dapat di olah secara maksimal". 


yawdah gak usah terlalu dipikirin di kesempatan kali ini kan gue cuman mau share sinopsis novel sastra lama yang berjudul "Pulang". 

*di baca dulu sebelum langsung di copas ya ^^
GENERASI MUDA YANG CERDAS ADALAH GENERASI YANG GEMAR MEMBACA


   Pulang
Toha Mohtar

Sudah tujuh tahun Tamin telah meninggalkan kampung halamannya sebagai heiho. Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu olehnya. Sebab ia akan berpulang ke kampunrg halamannya kembali. Ia menempuh jalan yang sangat jauh dan lama setelah matahari terbenam di balik gunung Wilis baru ia sampai dihalaman gubuk nan sederhana milik keluarganya. Terdengar suara batuk  dari luar dan seorang wanita tua yang telah beruban rambutnya, ada perempuan sedang membersihkan halaman belakang, yaitu Sumi adiknyayang sekarang telah beranjak dewasa. Ibunya tertegun kaget tak percaya ia melihat Tamin yang tujuh tahun lalu ia pergi merantau sekarang ada di hadapannya.Tamin sekarang berbadan kekar dan otot ototnya mengeras, kecokelatan kuinya, amat tampan rupanya. Ayah, ibu dan Sumi tak percaya akan kehadiran Tamin. Dalam kebisuan mereka berpelukan melepas rasa rindu. Sehabis membersihkan badannya, ibunya menceritakan kalau salah satu sahabatnya yaitu Gamik telah meninggal dunia. Dikarenakan ia meninngal secara terhormat, dalam peperangan melawan penjajah para pemuda desanya ini salah satunya Gamik memasang ranjau di segala sudut desanya. Dia mati tertembak dalam embela tanah air. Terharu sekali Tamin akan yng dikatakan ibu tadi. Badannya yang kekar dan berotot , pada keesokkan harinya ia membersihkan kandang sapi yang sudah tak terurus. Kata Sumi sudah empat kali lebaran sapinya telah dijual. Niat Tamin dalam hati untuk membelikan lagi seekor sapi untuk menggarap sawah kembali. Tamin mengatakan besok pagi ia akan mengajak Sumi ke pasar untuk membeli seekor sapi dan selembar kain untuk adiknya yang tercinta. Di malam harinya ayah dan ibunya mengatakan sesuatu akan tanah yang dulunya ditanami padi sekarang telah tiada. Tanah itu sudah di jual sewaktu ayahnya sakit-sakitan. Mau dikatakan apalagi Tamin tak menyangka akan kejadian seperti ini, dalam pikirtannya sepulang dia ke kampong haamanya ia akan bercocok tanam mehabisi sisa hidupnya sebagai petani. Tetapi sekarang musnah sudah harapannya, tanahnya sudah berpindah tangan. Kesal, amarahnya meluap ia berjalan keluar rumah pada petang itu sampai tak terasa sudah berjalan dengan cepat keluar dari desanya. Malam hari ia kembali lgi ke rumahnya, disana ada Sumi sedang menyiapkan makanan untuk kakaknya. Sumi menayakan apakah besok pagi rencana kita ke pasar jadi? Tamin menjawab dengan berlalu kekamar tentunya jadi, kamu pagi-pagi sekali telah bersiap untuk ke pasar. Keesokkan paginya mereka berdua telah siap berjalan menuju ke pasar. Lama perjalan sampai matahari sudah meninggi , Tamin akhirnya menumpangi delman bersama Sumi agar cepat sampainya. Setelah sampai di pasar sapi telah di beli tetapi Sumi masih sibuk memilih-mlih kain yang akan di belinya. Sumi takut kalau salah pilih nanti dan di perolok oleh Isah. Karena itu Tamin sendiri lah yang memilihnya, kulit hitam manis Sumi sangat cocok memakai kain itu. Pulanglah mereka berdua, lalu Tamin hendak menyelesaikan permasalahn atas tanah itu. Ia mengambil sebongkah emas dengan permata biru di tengahnya yang tadinya ia ingin berikan kepada Sumi. Tapi sekarang malahan di pakai untuk melunasi hutang orang tunya. Akhirnya tanah itu berada di tangan Tamin lagi. Besoknya dengan giat Tamin menggarap sawah sendirian. Satu demi satu benih padi ditanam, Sumi membantu kakaknya dengan setiap siang hari ia mengantarkan makanan untuk Tamin. Tapi seminngu kemudain pada saatnya Sumi mnegantarkan makanan tetapi ia belom dating juga, setelah beberapa menit menunggu datanglah ia bersama dengan seorang gadis cantik, kulitnya putih mulus, matanya bening, gadis yang cantik. Semakin dekat dilihatnya semakin cantik. Siapa itu Sumi? Tanya kakaknya, temanku yang pernah ku ceritakan waktu itu namanya Isah. Lalu merteka berjabat tangan. Sosok Isah tak juga terlepas dari khayalannya. Gadis yang cantik dan ia juga adik dari sahabat kecilnya Gamik. Sepertinya Tamin tertarik hatinya kepada Isah. Didesanya akan diadakan gotong royong untuk memperbaiki pemakaman Gamik. Seluruh warga di desanya berkumpul untuk bermusyawarah. Di sana Tamin seperti tertuduh ia ditanya-tanyai akan pengalamanya di ngeri seberang sebagai heiho. Ia merasa dikucilkan dari para warga desanya. Di dalam hatinya membara kalau saja mereka mengetahui kalau aku adalah penghianat bangsa, yang tidak harus di puji-puji akan kehadiranku kembali ke desa ini.pak banji melihat Tamin dan mendengar percakapan Tamin dengan warga desa tampaknya ia mengetahui yang dikatakan Tamin semuanya hanyalah dusta. Sbebnarnya Tamin ialah seorang heiho buadak Jepang di negara seberang, Ia melarikan diri dari pekerjaannya itu, lalu menumpang sebuang kapal besar yang menuju Tanjung Priok. Ia bukan seorang pejuang bangsa seperti sahabatnya Gamik, tetapi ia bisa disebut sebagai penghianat bangsa, yang  tidak patut untuk di puji-puji Karena merasa tertekan akhirnya Tamin pulang, dan keesokkan harinya badannya demam. Ia tak bias membantu memperbaiki makamnya Gamik. Sudah tiga hari Tamin tertidur di atas ranjang dan baru paginya Tamin telah terasa badannya sehat kembali. Orang –orang di desanya telah selesia bergotong royong memperbaiki makam Gamik. Tetapi Tamin tak ikut serta dalam pekerjaan itu dikarenakan sakit. Hari hari Tamin di isi untuk menanam padi disawah. Setiap hari tidak berubah, ia selalu menunggu saat makan siang tiba. Karena Sumi selalu bersama Isah gadis desa nan cantik. Di siang itu ia melihat dari kejauhan adikknya hanya sendiri membawa bekalnya, tidak ada orang yang ia nanti-nanti dari tadi. Kata Sumi si Inah sedang merawat bapaknya yang sedang sakit. Sudah tiga hari ini bapaknya jatuh sakit jadi tidak bias bertani. Mungkin besok Inah akan dating lagi membawakan bekal untuk bapaknya. Lega hati Tamin setelah mengetahui keadaan Inah. Rasa takutnay itu semakin menjadi-jadi, Sumi yamg melihat kakaknya bermurung di atas bale-bale langsung menghampirinya. Mengajak kakanya mengobrol sambil disela dengan lelucon, tetapi hati Tamin sedang tidak senang. Setiap perkataan yang dikatakan Sumi seperti mengolok-oloknya. Tak sadar Tamin telah menampar adiknya sampai tersungkur ke lantai. Bekas cetakkna tangan Tamin terlihat jelas di pipi Sumi. Tamin merasa sangat bersalah akan kejadian itu. Dipegangnya pipi adiknya itu lalu ia minta maf. Setelah kejdian itu Tamin tidak juga pulang ke rumah, ia telah pergi dan entah kemana ia pergi. Padahal bapak dan ibunya angat menunggu-nunggu, aalagi Sumi setiap malam selalu menangisi kepergian kakaknya. Di lain tempat Tamin berniat untuk bunuh diri di tepi Bengawan. Tak disangka ada yang mnepuk bahunya. Ada seorang lelaki yang menghampirinya dan bertanya kepada Tamin. Sudah itu Tamin memutuskan untuk ikut bersama nelayan itu pergi melalui getek ke Sepanjang yang terletak di pinggir kota Surabaya, dan sampai setelah dua hari dua malam. Disana Tamin bekerja tak tentu sudah empat bulan lamanya ia tak mempunyai pekerjaan yang ia sukai. Tidak seperti di desa Tamin sangat menyukai pekerjaan menjadi petani, disini kana kiri tidak ada sawah, hanya bangunan-bangunan di mana-mana. Terkadang Tamin juga rindu kepada keluarganya di desa. Di suatu pagi ia melihat pak Banji mengetuk pintunya. Pak Banji hendak membawa Tamin pulang ke rumah. Ia membawa berita buruk bahwa bapaknya telah tutup usia.hasil panennya telah di panen semua warga desa secra gotong- royong karena mereka tahu Tamin menanaminya seorang diri. Ibu dan Sumi selalu mengunggu untuk pulang. Tamin tergugah hatinya untuk pulang ke desa kembali. Sebelum Tamin pulang ke rumah ia ingin mampir ke makam bapaknya, di sana Tamin bertemu dengan Sumi 

0 komentar:

Posting Komentar