Anak-anak Indigo
Anak-anak Indigo telah menjadi
fenomena dan kajian dalam 10 tahun terakhir ini. Walau beberapa pribadi
dan komunitas mulai berupaya mengelola anak-anak indigo di Indonesia,
tetapi semuanya masih dilakukan secara ‘sambilan’ dan belum ada yang
benar-benar fokus. Mudah-mudahan saduran artikel dari berbagai
sumber ini dapat mendorong dan membuka wawasan untuk berkembangnya
anak-anak indigo di Indonesia sesuai dengan bakat dan misi mereka di dunia ini.
Kata indigo sendiri diambil dari
nama warna yaitu indigo, yang dikenal sebagai warna biru sampai violet. Orang
indigo adalah istilah yang diberikan kepada anak yang menunjukkan perilaku
lebih dewasa dibandingkan usianya dan memiliki kemampuan intuisi yang sangat
tinggi. Biasanya mereka tidak mau diperlakukan sebagai anak-anak.
Anak indigo adalah anak yang
memiliki lapangan aura berwarna nila. Cara berpikirnya yang khas, pembawaannya
yang tua, membuat anak indigo tampil beda dengan anak sebayanya. Pancaran aura
yang dimilikinya membawa kepada suatu karakteristik perilaku unik. Secara fisik
anak indigo sama sekali tak berbeda dengan anak lainnya.
Lewat bukunya Understanding Your
Life Through Color, Nancy Tappe (1982) membuat klasifikasi manusia
berdasarkan warna energi atau cakra. Cakra adalah pintu-pintu khusus dalam
tubuh manusia untuk keluar masuknya energi. Pada tubuh manusia terdapat 7
cakra utama, yaitu cakra mahkota ada di puncak kepala, cakra Ajna di antara dua
alis, cakra tenggorokan di tenggorokan, cakra jantung di tengah dada, cakra
pusar ada di pusar, cakra seks ada pada tulang pelvis, dan cakra dasar ada di
tulang ekor.
Anak indigo memiliki keunggulan pada
cakra Ajna (the third eyes) yang berkaitan dengan kelenjar hormon
hipofisis dan epifisis di otak. Adanya mata ketiga ini membuat anak indigo
disebut memiliki indra keenam. Mereka dianggap memiliki kemampuan menggambarkan
masa lalu dan masa datang.
Satu hal yang penting dan digaris
bawahi, yaitu tidak jarang anak indigo salah diidentifikasi. Mereka sering
dianggap sebagai anak LD (Learning Sidability) ataupun anak ADD/HD (Attentian
Deficit Disorder/Hyperactivity Disorder). Perbedaannya adalah ketidakajegan
munculnya perilaku yang dikeluhkan. Misalnya pada anak indigo, mereka
menunjukkan keunggulan pemahaman terhadap aturan-aturan sosial dan penalaran
abstrak, tapi tak tampak dalam kesehariannya, baik di sekolah maupun di rumah.
// Terdapat 4 macam anak indigo:
- Humanis. Tipe ini akan bekerja dengan orang banyak. Kecenderungan karir di masa datang adalah dokter, pengacara, guru, pengusaha, politikus atau pramuniaga. Perilaku menonjol saat ini hiperaktif, sehingga perhatiannya mudah tersebar. Mereka sangat sosial, ramah, dan memiliki pendapat kokoh.
- Konseptual. Lebih enjoy bekerja sendiri dengan proyek-proyek yang ia ciptakan sendiri. Contoh karir adalah sebagai arsitek, perancang, pilot, astronot, prajurit militer. Perilaku menonjol suka mengontrol perilaku orang lain.
- Artis. Tipe ini menyukai pekerjaan seni. Perilaku menonjol adalah sensitif, dan kreatif. Mereka mampu menunjukkan minat sekaligus dalam 5 atau 6 bidang seni, namun beranjak remaja minat terfokus hanya pada satu bidang saja yang dikuasai secara baik.
- Interdimensional. Anak indigo tipe ini di masa datang akan jadi filsuf, pemuka agama. Dalam usia 1 atau 2 tahun, orangtua merasa tidak perlu mengajarkan apapun karena mereka sudah mengetahuinya.
Mengidentifikasi Anak-anak Indigo
Pendapat tentang anak-anak Indigo
tidak terbatas para pakar psikologi dan pada prinsipnya terdapat pandangan yang
sama tentang mengapa dan untuk apa anak-anak indigo ini lahir ke dunia.
Sandra Sedgbeer, seorang redaktur
dan penerbit majalah: “Anak-anak yang lahir saat ini
nampaknya mempunyai lebih banyak “perangkat lunak” yang telah dimasukkan ke
sistem mereka. Mereka adalah lompatan evolusioner; mereka menunjukkan pada kita
ke mana langkah tujuan kita sebagai spesies. Dan saya yakin bahwa anak-anak ini
lahir dengan susunan saraf yang kemampuannya lebih tinggi. Kita semua juga
memiliki kemampuan seperti itu, tetapi kita telah kehilangan itu lebih dari
ratusan tahun lalu.”
Neale Donald Walsch, pengarang: “Menurut saya, anak-Anak Indigo adalah anak-anak yang
kesadarannya berkembang secara dramatis mengenai semua hal yang ada di sekitar
mereka, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.”
Elizabeth Green, pengarang dan dosen: “Mereka memiliki dasar spiritual yang sangat tinggi. Tidak
religius, tetapi spiritual…. Mereka mempunyai perasaan yang dapat mengetahui
adanya kekuatan yang lebih tinggi.”
Elijah, seorang musisi: “Ada beberapa Indigo yang turun ke planet ini membawa
pedang kemauan, pedang kekuatan, untuk memangkas paradigma lama dan menembus
ilusi. Ada yang membawa welas asih yang lembut dan ada yang membawa bahasa baru
cahaya dan suara…Kenapa para Indigo ke sini? Para Indigo ke sini untuk
menjembatani Surga dan Bumi.”
KH Amiruddin Syah dari Institut
Kajian Tasawuf: “Az Zukhruf”, Jakarta:
“Menurut sejarah, Pancasila disusun oleh anak-anak indigo. Pada abad ke 14 Mpu
Prapanca menulis Nagarakartagama. Dalam buku tersebut dituliskan Bhinneka
Tunggal Ika yang kemudian disempurnakan oleh Mpu Tantular. Bhinneka Tunggal
Ika kemudian dipahami sebagai budaya yg berbeda-beda namun tujuannya
adalah satu dan agama yang berbeda juga bertujuan satu yakni Allah dan
Kehidupan yang baik”.
Dr Tubagus Erwin , Pakar psikologi
anak dari Universitas Indonesia (UI) :
” Anak Indigo memang berbeda dengan anak-anak sebayanya. Anak indigo memiliki
moto berjiwa dewasa serta mampu membedakan dan menghargai perbedaan. Namun,
indigo bukanlah sesuatu penyakit karena tidak termasuk dalam daftar penyakit
sedunia yang dikeluarkan WHO. Mereka memiliki kekuatan spiritual yang tidak
dimiliki semua orang. Meski demikian, anak indigo bisa sehat dan sakit, baik
secara fisik maupun mental. Yang jelas, anak semacam ini memerlukan pendidikan
khusus. Semua tergantung interaksi dengan lingkungannya.”
Apakah anak Anda adalah seorang anak
Indigo? Ciri-ciri di bawah ini dapat digunakan sebagai patokan awal untuk
mengetahui apakah anak Anda berbakat Indigo atau tidak.
Ciri-ciri anak berbakat yang indigo:
- Memiliki sensitivitas tinggi.
- Memiliki energi berlebihan untuk mewujudkan rasa ingin tahunya yang berlebihan.
- Mudah sekali bosan.
- Menentang otoritas bila tidak berorientasi demokratis.
- Memiliki gaya belajar tertentu.
- Mudah frustasi karena banyak ide namun kurang sumber yang dapat membimbingnya.
- Suka bereksplorasi.
- Tidak dapat duduk diam kecuali pada objek yang menjadi minatnya.
- Sangat mudah merasa jatuh kasihan pada orang lain.
- Mudah menyerah dan terhambat belajar jika di awal kehidupannya mengalami kegagalan.
Menurut Tubagus Erwin, Alumnus
Kedokteran Unair 1967 dan seorang pakar Indigo, anak indigo memiliki enam
sifat:
- Tingkat kecerdasan superior. Biasanya IQ-nya di atas 120. Sehingga mereka enggan mengikuti ritual yang tidak rasional dan tidak spiritual.
- Anak indigo dapat mengerjakan sesuatu tanpa diajarkan terlebih dahulu.
- Dapat menangkap perasaan, kemauan, atau pikiran orang lain.
- Dapat mengetahui sesuatu yang tidak dapat dipersepsi oleh pancaindera di masa kini, masa lampau (post-cognition), dan masa depan (pre-cognition).
- Mengetahui keberadaan makhluk halus.
- Anak indigo tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan alam dan kemanusiaan
Membesarkan Anak-anak Indigo
Karena kemampuan khusus yang
dimiliki oleh Anak Indigo, mereka menghadirkan tantangan baru bagi orang tua
mereka maupun sistem sekolah yang ada saat ini untuk menemukan cara yang
tepat demi membantu dan membimbing mereka. Sistem yang ada saat ini tampaknya
tidak memiliki cukup instrumen untuk menyediakan lingkungan yang tepat demi
memenuhi kebutuhan mereka. Banyak anak berbakat yang tidak bisa menyesuaikan
diri dengan sekolah sehingga mereka dikatakan bermasalah seperti terkena
Gangguan Pemusatan Perhatian (Attention Deficit Disorder) atau autisme.
Sebenarnya, kemampuan mereka jauh di depan. Kebutuhan mereka lebih banyak. Di
samping mengajarkan cara menghafalkan data, banyak pendidik menyatakan bahwa
sekolah juga seharusnya mengajarkan anak-anak cara mengambil keputusan, cara
makan yang benar, bahkan cara menanam bahan makanan, dan cara untuk
bermeditasi. Sekolah semestinya mengusahakan cara-cara untuk memanfaatkan apa
yang ada dalam diri anak, membuka kebijaksanaannya yang bersemayam di sana
secara alami.
Apa yang harus dilakukan orangtua:
- Hargai keunikan anak dan hindari kritikan negatif.
- Jangan pernah mengecilkan anak.
- Berikan rasa aman, nyaman dan dukungan.
- Bantu anak untuk berdisiplin.
- Berikan mereka kebebasan pilihan tentang apapun.
- Bebaskan anak memilih bidang kegiatan yang menjadi minatnya, karena pada umumnya mereka tidak ingin jadi pengekor.
- Menjelaskan sejelas-jelasnya (masuk akal) mengapa suatu instruksi diberikan, karena mereka tidak suka patuh pada hal-hal yang dianggap mengada-ada.
- Jadikan sebagai mitra dalam membesarkan mereka.
Menurut Carol dan Tober, anak-anak
Indigo memiliki 10 atribut berikut:
- They come into the world with a feeling of royalty (and often act like it). [Mereka datang ke dunia dengan rasa ingin berbagi.]
- They have a feeling of “deserving to be here,” and are surprised when others do not share that. [Mereka menghayati hak keberadaannya di dunia ini dan heran bila ada yang menolaknya.]
- Self-worth is not a big issue; they often tell the parents “who they are.” [Mereka menganggap bahwa dirinya bukanlah yang utama; seringkali menyampaikan jati dirinya kepada orang tuanya.]
- They have difficulty with absolute authority (authority without explanation or choice). [Sulit menerima otoritas mutlak tanpa alasan]
- They simply will not do uncertain things; for example, waiting in line is difficult for them. [Mereka enggan melakukan hal yang tidak pasti, seperti menunggu.]
- They get frustrated with systems that are ritually oriented and do not require creative thought. [Mereka kecewa bila menghadapi ritual dan hal-hal yang tidak memerlukan pemikiran kreatif.]
- They often see better ways of doing things, both at home and in school, which makes them seem like “system busters” (non-conforming to any system). [Seringkali mereka menemukan cara-cara yang lebih tepat, baik di sekolah maupun di rumah, sehingga menimbulkan kesan 'non konformistis' terhadap sistem yang berlaku]
- They seem antisocial unless they are with their own kind. If there are no others of like consciousness around them, they often turn inward, feeling like no other human understands them. School is often extremely difficult for them socially. [Mereka tampak anti sosial dan terasing kecuali berada dalam lingkungan sesama indigo. Sekolah seringkali menjadi amat sulit untuk mereka bersosialisaaasi.]
- They will not respond to “guilt” discipline. [Mereka tidak akan menanggapi disiplin yang salah.]
- They are not shy in letting it be known what they need. [Mereka tidak sungkan untuk meminta apa yang dibutuhkannya]
Anak-anak Indigo sebagai pembawa
perubahan.
Menurut Gary Zukave, “Kita
sedang berada di tengah-tengah besarnya perubahan kesadaran manusia yang belum
pernah terjadi sebelumnya. Dan perubahan pada kesadaran umat manusia ini akan
menata ulang apa yang akan dilakukan oleh manusia. Perubahan itu menata ulang
jutaan individu dan, menurut saya, dalam beberapa generasi saja, ia akan menata
ulang seluruh pengalaman umat manusia. Dan dengan demikian, perubahan itu akan
melahirkan anak-anak dalam lingkup persepsi baru yang lebih luas, dan perubahan
itu akan memperbesar persepsi mereka yang sedang menjalani kehidupan di dunia
ini. Peristiwa besar itu bukanlah kemunculan Anak-Anak Indigo, tetapi
kelahiran sebuah dunia Indigo.”
0 komentar:
Posting Komentar